Senin, 16 Januari 2012

Cuaca Buru, Hati-hati Serangan Wereng

Soko-Tuban, Anomali perubahan cuaca yang ekstrim harus diwaspadai oleh para petani. Seminggu ini cuaca buruk melanda daerah Kecamatan Soko - Tuban dan sekitarnya, mulai pagi sampai malam hari pun hujan dan gerimis. cuaca yag sering hujan malam hari berdampak buruk bagi tanaman Padi yang berumur 35-45 hari, karena hujan di malam hari sering membawa kedatangan hama wereng coklat dan Hama penggerek Batang. Dalam catatan kami beberapa hari ini para petani  sering melakukan penyemprotan pestisida untuk mencegah serangan hama tersebut.

"Petani harus sering melakukan penyemprotan setelah terjadi hujan malam hari,karena biasanya hama wereng akan mudah menyerang. Dan kami sudah trauma beberapa bulan yang lalu petani di desa Bangunrejo,Soko-Tuban mengalami gagal panen (Puso) karena serangan hama wereng coklat". Tutur Bapak Purnomo, seorang petani yang sering melakukan penyemprotan dengan berganti-ganti pestisida demi memprotek tanaman padi dari serangan hama.


Menanggapi cuaca yang ekstrim berubah ini belum ada penyuluhan serta pencegahan terhadap serangan hama dari Dinas Pertanian setempat. Seharusnya petugas penyuluh pertanian harus sering berkunjung ke sawah petani untuk memastikan padi mereka sehat dan menghindari dari serangan hama. Pada umumnya petugas penyuluh pertanian malas bersosialisasi ke petani di desa-desa. Baru ketika ada serangan hama para PPL mulai beraksi bak Pahlawan Kesiangan, padahal mencegah itu lebih baik dari pada melakukan pengobatan.

Diperlukan Regulasi dan kebijakan dari pemerintah setempat agar para petani bisa memperoleh bantuan pencegahan hama, bukan setelah terjadi puso bantuan pengganti baru diberikan seperti beberapa bulan yang lalu ketik terjadi puso di desa Bangunrejo,Soko-Tuban. Bantuan pestisida yang terlambat menyebabkan petani kecewa dengan kebijakan yang ada. Malah yang paling parah dalam catatan kami bantuan Pestisida waktu itu , malah dijual paketan oleh kelompok tani di desa ini,bukan dibagikan kepada petani untuk memberantas hama yang sudah menyerang.

"Saya kecewa dengan kelompok tani,karena obat bantuan malah dijual paketan dengan Beveria" tutur Bapak Kastum dalam bahasa jawa. Setelah Bapak Kastum memprotes baru dikirimi pestisida olek kelompok tani ke rumahnya, tapi ditolak oleh Bapak Kastum karena sudah terlanjur kecewa mengetahui tingkah laku oknum kelompok tani yang menjual paketan pestisida bantuan. Setelah mengalami gagal panen, kelompok tani melakukan pendataan untuk mengajukan bantuan ganti rugi. namun setelah dana ganti rugi cair tidak ada follow-up. Begitu pula dana ganti rugi dari pemerintah untuk petani yang mengalami puso tahun lalu tidak transparan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar