Rabu, 04 Januari 2012

Manajemen Stok Pangan Lemah

JAKARTA, KOMPAS.com —  Harga komoditas pangan selalu tidak stabil. Fluktuasinya mudah terpicu oleh kondisi yang sebetulnya bisa dikendalikan.
Misalnya, menjelang pergantian tahun, harga komoditas pangan merangkak naik di sejumlah sentra distribusi dan pasar. Seharusnya harga komoditas pangan bisa terkendali jika pemerintah melakukan sistem manajemen stok pangan yang baik karena kenaikan harga pangan setiap akhir tahun selalu berulang.

"Pemerintah selalu mengatakan bahwa kenaikan pangan menjelang hari raya Natal dan Tahun Baru adalah wajar. Jika memang wajar, sudah sepantasnya pemerintah tahu cara mengantisipasinya. Rasanya aneh, hampir selalu terjadi sepanjang tahun di tengah derasnya impor yang kita lakukan," kata Rofi' Munawar, anggota Komisi IV DPR, di Jakarta, Selasa (27/12/2011) sore.

Pemerintah selama ini memandang, kebijakan importasi pangan dilakukan untuk menstabilkan harga dan memastikan stok dalam negeri cukup. Jika melihat pergerakan harga yang terus naik, logika impor hampir semuanya gagal.

"Sebaik apa pun produksi petani, jika manajemen stok pangan lemah, akan berakhir pada harga yang melambung tinggi dan harapan petani sejahtera tidak akan pernah terwujud," kata Rofi'.

Kenaikan harga hampir terjadi di seluruh Indonesia dan di banyak jenis komoditas pangan. Di Bandung, Jawa Barat, misalnya, harga sayur, seperti tomat, melonjak hampir tiga kali lipat dan harga wortel naik hampir dua kali lipat, sedangkan harga beras naik lebih dari 10 persen. Di Solo, Jawa Tengah, selain sayur dan beras, harga gula pasir juga melambung.

"Sebaiknya sejak jauh hari pemerintah mengantisipasi lonjakan harga ini dengan melakukan manajemen stok pangan yang terintegrasi dan simultan. Selain itu, pemerintah juga harus mencegah spekulan yang sering kali memanfaatkan situasi ini," ujar Rofi', anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar